Worlds Cup GLOBAL TV

Sunday 16 August 2009

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)

Tujuan : Mengamati pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram (Pleurotus spp.)

PENDAHULUAN

Pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) dan spesies kerabat dekat lainnya sangat dikembangkan di pasaran. Semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dalam beberapa hal jamur-jamur tersebut hampir sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar swalayan adalah jamur tiram putih (P. ostreatus) tetapi adapula jenis lain yang sudah dibudidayakan seperti yang berwarna merah jambu (P. flabellatus) dan hitam (P. cystidiosus). Pleurotus spp. umumnya hidup pada kayu sebagai saprob meskipun satu jenis yaitu P. eryngii dapat hidup sebagai parasit.

Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39 ?C. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara dan aerasi. Suhu substrat yang tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroflora termofilik. Mikroorganisme termofilik tumbuh pada kisaran suhu 30-55oC, ketika tumbuh mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang lebih pada substrat sehingga dapat mematikan miselium jamur yang dibudidayakan. Substrat sebaiknya memiliki konduktivitas panas yang rendah, oleh karena itu susunan tinggi kompos kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Kisaran konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari P. ostreatus antara 550-700 ppm. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Untuk pembentukan tubuh buahnya Pleurotus spp. diperlukan 8 jam penyinaran cahaya, namun Pleurotus yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral dengan banyak tangkai yang bercabang.

Bakal tubuh buah atau primordia dari basidiomiset adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan miselia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Diameter tubuh buah sekitar 1 mm. Primordia berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah tudung. Pada permukaan bawah tudung dari tubuh buah muda terdapat bilah-bilah (lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat pada tangkai. Pada lamela terdapat sel-sel pembentuk spora (basidium), yang berisi basidiospora. Basidiospora biasanya dibentuk pada saat tubuh buah dewasa mengalami kematangan. Selama tepi tudung masih berlipat-lipat, tubuh buah dikatakan belum dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh buah mencapai fase dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh dan spora-spora dapat dilepaskan.

Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi dan bertahan. Karakteristik spora sering digunakan untuk mempelajari sistematika dan klasifikasi jamur. Para ahli mikologi dapat menggunakan spora atau lebih tepatnya jejak spora yang dapat membantunya untuk mengidentifikasi ribuan spesies jamur yang memiliki tudung. Jejak spora adalah kumpulan spora dalam jumlah besar. Hal ini bisa diperoleh dengan meletakkan tudung dengan himenium menghadap ke bawah pada selembar kertas putih atau sepotong kaca. Setelah beberapa jam, terkadang tidak sampai esok harinya, lapisan spora akan terkumpul. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah muda, kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan lagi menjadi ungu dan hitam. Warna spora kadang-kadang dapat dilihat secara visual dengan melihat lamela pada jamur dewasa, tetapi kadang-kadang warna dari lamela menyembunyikan warna sporanya.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan :

1. Bibit P. cystidiosus, P. flabellatus, dan P. ostreatus.

2. Media produksi steril, merupakan kompos dari campuran serbuk gergaji, bekatul, gips dan kapur.

3. Karton hitam dan putih

4. Kantong plastik

5. Gelas preparat dan gelas penutup

6. Air dan hairsprayer

CARA KERJA

1. Satu sendok makan bibit jamur ditanam pada media produksi dan disimpan ditempat yang gelap sampai seluruh permukaan media ditutupi oleh miselia.

2. Setelah fase kolonisasi substrat berakhir, sumbat dapat dibuka atau kantong plastik dilubangi. Media sebaiknya dipindahkan di tempat terang dan teduh. Perubahan kondisi dapat merangsang pembentukan primordia.

3. Agar perkembangan primordia tidak terganggu, kelembaban media harus dijaga dengan cara penyiraman.

4. Amati perkembangan primordianya dan jawablah pertanyaan dibawah ini.

- Setelah hari tanam, berapa hari yang dibutuhkan jamur untuk mengkolonisasi substrat dan untuk pembentukan primordia pertama? Apakah lamela sudah terlihat sejak awal perkembangan primordia?. Jika lamela terlihat, berarti tudung terbuka. Apakah tudungnya tertutup kemudian terbuka menjelang dewasa, tidak pernah tertutup ataukah selalu terbuka sejak awal?. Apakah ujung lamela dekat tangkai melekat pada tangkai?

- Uraikan ciri-ciri jamur yang dapat saudara kenali dengan mata telanjang dan gambarlah tubuh buah jamur dewasa serta lengkapi dengan keterangan. Berapa jumlah tubuh buah dewasa yang dapat dipanen? Berapa tubuh buah dewasa lengkap dikering udarakan dan setelah kering dimasukkan kedalam kantong plastik dan tuliskan nomor kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan bersama-sama laporan pada asisten anda.

- Berapa lama substrat dapat dipelihara dengan baik? Buatlah jejak sporanya. Satu tubuh buah dewasa dipanen dan tudungnya dipisahkan dari tangkainya, sehingga tudung dapat diletakkan mendatar. Tudung diletakkan diatas karton, mengenai bagian hitam dan putih. Tudung dan kartonnya diletakkan didalam kantong plastik dan kapas lembab diletakkan di satu sudut karton untuk menjaga kelembaban. Setelah 24 jam tudung dan kapas dapat dibuang. Apakah dibawah tudung ditemukan alur-alur tumpukan spora? Alur-alur spora ini disebut jejak spora. Apakah warna massa spora pada jejak spora? Warna massa spora pada jejak spora merupakan salah satu informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi jamurnya. Semprotkan hairspray tipis-tipis diseluruh area jejak spora dan setelah kering masukkan kedalam kantong plastik. Dipermukaan luar kantong plastik tuliskan nomer kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan kepada asisten beserta laporannya.

- Ambillah beberapa potongan tangkai, panjangnya kurang lebih 1 cm. Perhatikan apakah tangkai berongga dan apakah tangkainya berserat? Informasi ini juga sering dipakai dalam identifikasi.

Dengan citarasa yang lezat, mengandung gizi tinggi, dan bahkan beberapa diantaranya memiliki khasiat obat, jamur konsumsi menjadi salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai jual tinggi. Budi daya jamur konsumsi telah menciptakan sebuah pekerjaan baru di bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, budi daya jamur konsumsi, terutama jamur kuping, tiram dan merang, memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan budi daya tanaman pertanian lain. Keuntungan itu antara lain mudahnya mendapatkan bibit, media tanam, lokasi budi daya, dan harga jualnya yang tinggi.

Buku ini memaparkan dengan ringkas dan padat, bagaimana cara membudidayakan jamur konsumsi, mulai dari pembibitan sampai dengan proses pemanenannya. Selain itu, dalam buku ini juga dijelaskan cara menanggulangi hama dan penyakit yang menyerang jamur dan dilengkapi dengan analisis usaha budi daya jamur konsumsi.

No comments:

Post a Comment

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP